Tawangku sayang Tawangku malang



Kawasan Kota Lama di Semarang sejak lama dikenal sebagai Little Netherland si Indonesia oleh warga Belanda. Di kawasan ini elok rupa bangunan kuno peninggalan zaman Kolonial Belanda masih bisa disaksikan, tak terkendali kemegahan bangunan Stasiun Semarang Tawang.

Dalam usia 99 tahun, PT KA berencana merestorasi bangunan yang didirikan tahun 1911 itu. Bangunan dengan pilar dan tembok kokoh serta puncak atap berbentuk kubah itu merupakan aset stasiun PT KA yang membanggakan.

Upaya merestorasi bangunan stasiun yang didirikan perusahaan KA swasta Belanda, Nederlangs Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), layaknya embusan angin segar menyejukkan. Sekitar akhir Januari 2006 banjir setinggi hampir 50 cm merendam seluruh areal stasiun. Banjir seolah menenggelamkan kemegahan bangunan Stasiun Semarang Tawang.
Penyebab banjir, selain curah hujan yang tinggi tiga hari berturut-turut dan air pasang laut Jawa, juga hilangnya area resapan di sebelah utara stasiun. Rawa yang dahulu melingkupi bagian utara stasiun sejak 1985 berubah menjadi permukiman.

Banjir merupakan hantu yang harus dihadapi bangunan Stasiun Tawang. Namun, gunungan smapah di tambak sebelah timur stasiun juga musuh utama yang harus dihadapi.

Restorasi Stasiun Semarang Tawang bukan sekadar upaya memberi kebebasan pada dinding stasiun leluasa bernapas. Restorasi ini menyadarkan betapa pentingnya pelestarian bangunan stasiun sebagai aset dan bagian dari sejarah perkeretaapian Indonesia yang genap berusia 139 tahun pada tahun ini.

Stasiun Tawang adalah aset yang penting khususnya bagi kota Semarang, jadi sebagai masyarakat yang peduli lingkungan, kita wajib melestarikan yaaaa^^,

2 komentar:

Astrini Ayu Puspita mengatakan...

jadi inget kemaren pas syuting, gaboleh syuting di tawang, nasib nasib

Kelompok 05 mengatakan...

iya nih, padahal lokasi utama dan pertama aslinya, satpame pelitssss

Posting Komentar